MAKALAH
BIOTEKNOLOGI
Tentang
KULTUR JARINGAN TANAMAN WORTEL
OLEH :
WULAN SAFITRI
12010069
Dosen Pembimbing : Novi, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ciri-ciri makhluk hidup salah satunya
adalah mampu bereproduksi sehingga menghasilkan keturunan yang akan melestarikan
jenisnya di masa depan. Setiap makhluk hidup melakukan reproduksi dengan
berbagai cara. Dapat dengan cara seksual dan cara reproduksi aseksual. Reproduksi
aseksual atau vegetatif ini kebanyakan dilakukan oleh tanaman dan oleh beberapa
hewan primitif (masih sederhana) tapi tidak termasuk manusia. Reproduksi
aseksual pada tumbuhan merupakan proses perbanyakan vegetatif dengan meggunakan
organ vegetatif. Pada bidang pertanian, perbanyakan tumbuhan atau perbanyakan
bibit tumbuhan secara besar-besaran kadang–kadang sangat diperlukan. Namun
perbanyakan tumbuhan dengan teknik konvensional seringkali menghadapi kendala teknis,
lingkungan maupun waktu. Sebagai contoh perbanyakan tanaman dengan menggunakan
biji memerlukan waktu yang relatif lama dan seringkali hasilnya tidak seperti
tanaman induknya. Kendala lain yang juga sering muncul adalah gangguan alam,
baik yang disebabkan oleh jasad hidup, misalnya hambatan penyakit maupun
cekaman lingkungan yang dapat menggangu keberhasilan perbanyakan tanaman di
lapangan. Sejalan dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan terutama dibidang
teknologi, kendala-kendala tersebut dapat diatasi antara lain melalui teknik
kultur jaringan.
1.2
Tujuan
- Mengetahui pengertian kultur jaringan.
- Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan.
- Mengetahui cara penanaman kultur jaringan wortel.
- Mengetahui penyebab penanaman kultur jaringan tidak berhasil.
- Mengetahui penyegahan agar penanaman kultur jaringan berhasil.
1.3 Rumusan
Masalah
- Apakah yang dimaksud dengan kultur jaringan ?
- Apa alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ?
- Bagaimana cara penanaman kultur jaringan pada wortel ?
- Apa yang menyebabkan penanaman kultur jaringan tidak berhasil ?
- Bagaimana pencegahan agar penanaman berhasil ?
1.4 Manfaat
Penulisan
1.
Siswa dapat memahami apa itu kultur
jaringan.
2.
Siswa dapat mengetahui cara penanaman
kultur jaringan.
3.
Sebagai bahan referensi.
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan kehendaknya
jualah makalah sederhana ini penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya .
Penulis
dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Umum . Adapun yang penulis
bahas dalam makalah sederhana ini mengenai BIOTEKNOLOGI “KULTUR JARINGAN”
Dalam
penulisan makalah ini penulis menemukan berbagai hambatan yang di karenakan
terbatasnya ilmu pengetahuan penulis mengenai hal yang berkenaan dengan
penulisan makalah ini .Oleh karena itu sudah sepatutnya penulis berterima kasih
kepada dosen pembimbing yakni Ibuk
Novi M.Si selaku dosen pembimbing pada mata kuliah ini.
Harapan penulis makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya dan
juga bagi penulis.
Padang,
Desember 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3
Rumusan Masalah 2
1.4
Manfaat Penulisan 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Singkat Bioteknologi 3
2.2 Sejarah Singkat Kultur
Jaringan 4
2.3 Pengertian Kultur
Jaringan 4
2.4 Kultur Jaringan Wortel 5
2.5 Alat dan bahan 5
2.6 Cara Penanaman 6
2.7 Masalah dalam Kultur
Jaringan 7
2.8 Upaya Pencegahan 8
2.9 Manfaat Kultur Jaringan 8
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Bioteknologi
Periode Perkembangan Bioteknologi
Pemanfaatan mikrobiologi untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum masehi. Hingga sekarang manusia telah mengalami tiga periode perkembangan bioteknologi, yaitu sebagai Berikut :
Pemanfaatan mikrobiologi untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum masehi. Hingga sekarang manusia telah mengalami tiga periode perkembangan bioteknologi, yaitu sebagai Berikut :
a. Periode
bioteknologi tradisional ( sebelum abad ke-15 M ). Dalam periode ini telah ada
teknologi pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan ragi (6000 SM),
mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan pemanfaatan ganggang oleh bangsa
aztek (1500 SM ).
b.
Periode bioteknologi ilmiah ( abad ke-15
sampai ke-20 M). Periode ini
ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini :
ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini :
·
Tahun 1670 : Usaha penambangan biji
tembaga dengan bantuan mikrob di Rio Tinto, Spanyol.
·
Tahun 1686 : Penemuan mikrosop oleh
Antony van Leeuwenhoek yang juga
menjadi manusia pertama yang dapat melihat mikrob.
·
Tahun 1870 : Louis pasteur menemukan
adanya mikrob dalam makanan dan minuman.
·
Tahun 1890 : Alkohol dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar motor.
·
Tahun 1897 : Penemuan enzim dari ekstrak
ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol oleh Eduard Buchner.
c. Periode
bioteknologi modern ( abad ke-20 M sampai sekarang). Periode ini diawali dengan
penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era rekayasa genetik
dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restiksi oleh Dussoix dan Boyer.
Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi
tertentu, mengisolasi gen dari kromosom
suatu organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN
rekombinan). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa
dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk
pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982. Insulin buatan
tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan Company. Hingga saat ini,
penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa genetik terus
dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk
hidup.
B.
Sejarah
Kultur Jaringan
Kultur
jaringan berawal dari teori totipotensi yaitu kemampuan sel untuk dapat bergenerasi
dan berkembang menjadi individu baru melalui sel , tunas dan bagian tubuh yang lain.
Bapak kultur jaringan yaitu Gottlieb
Haberland dari academy of german pada tahun1902 dengan eksperimen yang
dilakukan dengan “Kultur Sel Tunggal” pada tanaman anggrek yang di isolasi dari
sel vegetative hingga penelitian berhasil. Hingga sekarang beliau disebut
sebagai Bapak Kultur Jaringan (Father Of
Plant Tissue Culture).
C.
Pengertian
Kultur Jaringan
Kultur Jaringan adalah teknik
perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagiantanaman seperti daun, mata
tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara
aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus
cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri & bergenerasi
menjadi tanaman lengkap. Prinsip utamanya adalah perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman, menggunakan media buatan yang dilakukan
di tempat steril. Teknik kultur jaringan pada saat ini telah berkembang menjadi
teknik perkembangbiakan tanaman yang sangat penting pada berbagai spesies
tanaman.
D.
Pembahasan
Kultur Jaringan Wortel
Sterilisasi Alat dan Bahan
1. Alat
- Laminar air flow
- Alat diseksi
- Cawan petri
- Erlenmeyer ukuran 250 ml dan 500 ml
- Lampu bunsen
2. Bahan
a. Akar/umbi wortel
b. Larutan alkohol 70%
c. Larutan sunclin/bayclin 20%
d. Akuades steril
e. Kertas saring steril
f. Media induksi kalus MS + 0.1 mg/l 2,4-D
Median ( Nutrien )
Media merupakan faktor penentu
dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan
tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan
biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu,
diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur
tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun
jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media
yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media
yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan
autoklaf.
Prosedur Kerja
- Akar wortel yang tidak cacat dicuci dalam air mengalir untuk menghilangkan kotoran pada permukaan akar.
- Potong kedua bagian ujungnya, buat potongan akar menjadi ukuran 6-10 cm lalu masukkan ke dalam erlenmeyer.
- Di dalam laminar air flow, rendam potongan akar tersebut dengan larutan alkohol 70% selama 5 menit sambil dikocok.
- Buang larutan alkohol dan bilas dengan akuades steril. Kemudian masukkan larutan sunclin atau bayclin 20%. Rendam selama 15-25 menit sambil dikocok.
- Buang larutan sunclin/bayclin, kemudian bilas dengan akuades steril 3-5 kali.
- Dengan menggunakan pinset, angkat potongan akar dan simpan di atas cawan petri yang diberi alas kertas saring steril.
- Potong melintang akar setebal 3-5 mm, kemudian buat potongan eksplan ± 5 x 5 mm. Pastikan jaringan kambium (bagian dalam akar) menjadi bagian potongan eksplan.
- Pindahkan/tanam eksplan tersebut pada media induksi kalus yang sudah disiapkan. Setiap botol kultur berisi 4 potongan eksplan.
- Tutup botol dengan rapat dan simpan diruang inkubasi dalam keadaan gelap.
- Amati perkembangannya setiap minggu, selama 4-6 minggu.
Contoh :
(Proses
kultur jaringan pada tumbuhan wortel)
E.
Masalah
Dalam Kultur Jaringan
Adapun
masalah-masalah yang terjadi dalam kultur jaringan yaitu :
1.
Kontaminasi, kontaminasi adalah gangguan yang sangat
umum terjadi dalam kegiatan kultur jaringan. Munculnya gangguan ini bila
dipahami secara mendasar adalah merupakan sesuatu yang sangat wajar sebagai
konsekuensi penggunaan yang diperkaya. Penomena kontaminasi sangat beragam,
keragaman tersebut dapat dilihat dari jenis kontaminasinya (bakteri,
jamur,virus, dll).
2.
Vitrifikasi, vitrifikasi adalah suatu istilah problem
pada kultur yang ditandai dengan:
·
Munculnya pertumbuhan yang tidak normal.
·
Tanaman yang dihasikan pendek- pendek atau kerdil.
·
Pertrumbuhan batang cenderung ke arah penambahan
diameter.
·
Tanaman utuhnya menjadi sangat turgescent.
·
Pada daunnya tidak memiliki jaringan pallisade.
3.
Praperlakuan Masalah pada kegiatan in vitro bukan hanya dari penanaman
eksplan saja atau pertumbuhan dan perkembangannya dalam botol saja, tetapi juga
sangat bisa dipengaruhi oleh persyaratan kegiatan prapelakuan. Pada kasus ini
masalah akan muncul bila kegiatan prapelakuan tidak dilakukan. Prapelakuan
dilakukan umumnya untuk tujuan-tujuan tertentu, secara umum adalah rangka menghilangkan
hambatan. Hambatan dapat berupa hambatan kemikalis, fisik, biologis. Hambatan
berupa bahan kimia penanganannya harus dimulai dari pengenalan senyawa aktif,
potensi gangguan, proses reaksi dan alternatif pengelolaannya.
4.
Lingkungan
Mikro, masalah lingkungan incubator juga tidak bisa diabaiakan karena ini juga
sering menjadi masalah. Suhu ruangan incubator sangat menentukan optimasi
eksplan pertumbuhan suhu yang terlalu rendah atau tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada eksplan.
F.
Upaya
Pencegahan Masalah
1. Upaya
mencegah terjadinya kontaminasi :
·
Biasakan membersihkan berbagai sarana yang diperlukan
dalam kultur jaringan.
·
Yakinkan bahwa proses sterilisasi media secara baik
dan benar.
·
Lakukan proses penanaman bahan pada keadaan anda yang
nyaman dan cari waktu yang longgar.
2.
Upaya mencegah terjadinya vitrifikasi :
· Menambahkan
pectin kedalam media.
· Memindahkan
kultur pada suhu 4 derajat Celsius selama 15 hari.
· Menurunkan
pH.
· Penggunaan
senyawa anhydrous berupa CaSO4 pada desicator, penggunaan media semi padat dll.
3.
Upaya mencegah terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
yang tidak baik, Untuk menghindari hal itu dapat dilakukan dengan preventif
menghindari bahan tanam yang tidak meristematik. Karena awal pertumbuhan
eksplan akan dimulai dari sel-sel yang muda yang aktif membelah, atau dari
sel-sel tua yang muda kembali.
4.
Upaya mecegah lingkungan yang buruk : Kebutuhan antara
satu tananaman dengan tanaman yang lain berbeda, namun demikian solusinya sulit
dilakukan mengingat umumnya ruangan incubator suatu ruangan laboratorium kultur
jaringan tidak bisa dibuat variasi antara satu ruangan dengan bagian ruangan
yang lainnya. Sehingga optimasi pertumbuhan tidak bisa diharapkan sama antara
kultur yang satu dengan kultur yang lain.
G.
Manfaat
Kultur Jaringan
·
Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam
waktu yaug singkat.
·
Sifat identik dengan induk .
·
Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki.
·
Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu
menunggu tanaman dewasa.
·
Pengadaan
bibit tidak tergantung musim.
·
Bibit
dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1tahun dapat
dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit ).
·
Bibit yang dihasilkan
seragam.
·
Bibit yang dihasilkan
bebas penyakit (menggunakan organ tertentu).
·
Biaya pengangkutan
bibit relatif lebih murah dan mudah.
·
Dalam proses
pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
·
Kultur Jaringan adalah suatu tekhnik
untuk memperbanyak tanaman dengan cara mengambil explan dari tumbuhan yang
ingin di perbanyak.
·
Media dan alat-alat dalam kultur Jaringan
harus benar-benar steril.
·
Kegagalan pada penanaman kultur jaringan
dapat terjadi karena faktor : kontaminasi , vitrifikasi, praperlakuan,
lingkungan mikro.
·
Agar penanaman kultur jaringan berhasil
, tanaman harus dirawat dengan baik (pemberian makanan dan suhu lingkungan yang
sesuai).
- Saran
·
Sebaiknya kita diberi waktu yang cukup
agar lebih banyak orang yang dapat mencoba langsung penanaman Kultur Jaringan
tersebut.
·
Sebaiknya media pembelajaran Kultur
Jaringan lebih diperdalam.
·
Sebaiknya cara penanaman kultur jaringan
harus lebih dibudidayakan dan dikembangkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell Reece-Mitchell,edisi kelima jilid
3,2010.biologi.Jakarta: Erlangga.
Oman Karmana, cerdas balajar biologi
SMA,2010.biologi.Jakarta: Grafindo.
Indonesia Genggam Internet
BalasHapusDampak Positif Keanekaragaman Hayati
Manfaat Jaringan Tumbuhan